AmanImanImun.com – Tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia kembali menjadi sorotan, terutama setelah data mingguan tertanggal 18 Oktober 2025 atau Minggu ke-42 menunjukkan adanya peningkatan proporsi positif. Laporan dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebutkan bahwa positivity rate COVID-19 kini berada pada kisaran 3 %, naik dari hanya 1 % pada minggu sebelumnya.
Berdasarkan Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 periode M42 (12–18 Oktober 2025), dari total 258 spesimen yang diperiksa ditemukan 11 kasus positif COVID-19. Dari jumlah tersebut, 7 kasus berasal dari situs sentinel SARI (Severe Acute Respiratory Infection) dan 4 kasus dari non-sentinel, menghasilkan tingkat positivitas sebesar 4,26 %. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara nasional angka 3 % diumumkan, pada pengujian terbatas di minggu tersebut tingkat positivitas jauh lebih tinggi.
Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 hingga minggu ke-42 (M1–M42), tercatat sebanyak 447 kasus positif dari total 16.617 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate sebesar 2,69 %. Data menunjukkan bahwa beberapa provinsi menjadi ‘hot spot’ dengan jumlah kasus tertinggi: di antaranya DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
Dalam laporannya, Kemenkes juga mengungkap data historis dari situs sentinel. “Sementara itu, pada sentinel site hingga minggu ke-25 (M25), tercatat 82 kasus positif dari 2.613 spesimen yang telah diperiksa,” demikian disebutkan dalam laporan.
Adapun varian yang mendominasi penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini adalah XFG dengan proporsi 57 %, diikuti oleh LF.7 sebesar 29 %, dan hingga 14 % untuk XFG 3.4.3 (data per bulan Agustus). “Varian dominan di Indonesia adalah XFG (57 %), LF.7 (29 %), XFG 3.4.3 (14 %) di bulan Agustus,” ungkap Kemenkes.
Meskipun terjadi kenaikan, Kemenkes menegaskan bahwa varian yang kini beredar termasuk kategori risiko rendah. “Subvarian LF.7.9.1 dan LP.7, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1. JN.1 masih menjadi Variants of Interest (VoI) sejak ditetapkan pada Desember 2023,” laporan Kemenkes menambahkan. Karena itu, Kemenkes mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap menjaga protokol kesehatan secara konsisten.
Rekomendasi untuk Masyarakat:L
-
Tetap memakai masker di tempat ramai atau saat berinteraksi dengan orang rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis.
-
Pastikan ventilasi ruangan cukup apabila berada di ruang dalam ruangan tertutup untuk waktu lama.
-
Lakukan vaksinasi lanjutan apabila direkomendasikan oleh otoritas kesehatan lokal, guna memperkuat daya tahan tubuh.
-
Jika mengalami gejala pernapasan atau merasa tidak sehat, segera lakukan pemeriksaan dan isolasi mandiri hingga mendapatkan hasil tes.
-
Hindari mengabaikan protokol kesehatan hanya karena angka nasional terlihat rendah – tiap daerah memiliki kondisi spesifik yang bisa berbeda.
Dengan data terbaru ini, peningkatan positivity rate dan dominasi varian tertentu menjadi peringatan bahwa meskipun kondisi saat ini dikategorikan risiko rendah, kewaspadaan tetap menjadi kunci. Pemahaman yang benar dan tindakan preventif dapat membantu menjaga agar tren peningkatan tidak berkembang menjadi lonjakan besar di masa mendatang.