AmanImanImun.com – Setiap tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Bukan cuma sekadar penanda di kalender kesehatan, Hari Hepatitis Sedunia ini jadi pengingat penting buat kita semua bahwa hepatitis bukan penyakit yang bisa dianggap enteng.
Meski sering kali nggak bergejala di awal, hepatitis bisa pelan-pelan merusak organ hati dan bikin komplikasi serius seperti sirosis bahkan kanker hati. Gawatnya lagi, banyak orang nggak sadar mereka punya hepatitis sampai kondisinya udah parah.
Hepatitis Itu Diam-Diam Mematikan, dan Indonesia Masih Rawan
Jika dengar kata “hepatitis”, mungkin yang terlintas di pikiran sebagian besar dari kita adalah penyakit kuning atau gejala yang kelihatan banget kayak lemes, mual, dan warna mata yang menguning.
Padahal kenyataannya, hepatitis bisa diam-diam menyerang tanpa menunjukkan tanda-tanda jelas selama bertahun-tahun. Inilah yang bikin penyakit ini dijuluki sebagai “silent killer”.
Di Indonesia, kasus hepatitis—terutama hepatitis B dan C—masih cukup tinggi, bahkan termasuk negara dengan beban hepatitis tertinggi di dunia menurut data WHO.
Gaya Hidup Kita Bisa Jadi Jalan Masuk Hepatitis
Nah, penting banget buat kita yang berada di usia produktif—antara 20 sampai 35 tahun—buat mulai aware sama isu ini. Kenapa? Karena banyak dari kita justru nggak tahu status kesehatannya sendiri.
Padahal, gaya hidup modern sekarang ini diam-diam jadi ladang subur buat virus hepatitis berkembang. Pola makan nggak sehat, sering begadang, konsumsi alkohol, sharing alat pribadi seperti cukur atau jarum tindik, sampai seks tanpa pengaman—semuanya bisa jadi jalan masuk virus hepatitis tanpa kita sadari.
Jenis-Jenis Virus Hepatitis
Yang perlu diketahui, ada lima jenis virus hepatitis: A, B, C, D, dan E. Tapi yang paling bikin was-was dan berbahaya adalah hepatitis B dan C karena bisa berkembang jadi penyakit hati kronis. Hepatitis A dan E umumnya menyebar lewat makanan atau air yang terkontaminasi, dan biasanya nggak sampai jadi kronis. Sementara hepatitis B dan C bisa menular lewat darah dan cairan tubuh, termasuk dari ibu ke bayi saat melahirkan, transfusi darah, atau hubungan seksual yang nggak aman.
Kabar baiknya, hepatitis bisa dicegah, terutama hepatitis B dan A yang sudah ada vaksinnya. Bahkan, vaksin hepatitis B termasuk imunisasi dasar yang diberikan sejak bayi. Tapi kalau kamu udah dewasa dan belum pernah vaksin atau nggak yakin sama status vaksinmu, kamu bisa langsung cek ke fasilitas kesehatan buat vaksinasi. Nggak usah malu atau takut, karena ini salah satu langkah paling efektif buat melindungi diri kamu sendiri dan orang-orang di sekitar.
Selain vaksinasi, langkah paling dasar yang nggak kalah penting adalah tes darah. Cuma butuh waktu sebentar buat tahu apakah kamu punya virus hepatitis di tubuh kamu atau nggak. Tes ini bisa jadi langkah awal buat tahu kondisi kesehatan hati kamu dan ambil tindakan yang tepat kalau ternyata hasilnya positif. Banyak orang yang terdiagnosis hepatitis justru bisa hidup normal dan sehat karena mereka tahu sejak awal dan bisa langsung dikontrol lewat pengobatan.
Kalau kamu ngerasa sehat-sehat aja tapi punya gaya hidup yang berisiko, momen Hari Hepatitis Sedunia ini bisa jadi titik balik buat mulai peduli. Nggak harus langsung berubah total dalam semalam, tapi mulai dari hal-hal kecil seperti kurangi begadang, stop sharing barang-barang pribadi yang bisa bikin penularan, pakai pengaman saat berhubungan seksual, sampai ngecek riwayat vaksin kamu. Semua itu udah jadi langkah preventif yang besar banget efeknya.
Hati kita punya peran penting banget di tubuh, mulai dari menyaring racun, mencerna lemak, menyimpan energi, sampai bantu sistem imun. Tapi sering kali, hati justru jadi organ yang paling dilupakan perawatannya. Kita rajin skincare buat glowing, rajin gym buat bentuk badan, tapi lupa kalau hati juga butuh dijaga kesehatannya. Ironis, ya?
Jadi, Hari Hepatitis Sedunia ini sebenarnya bukan cuma buat mereka yang kerja di dunia kesehatan atau yang udah kena hepatitis. Ini adalah panggilan buat kita semua—terutama generasi muda—buat lebih sadar bahwa jaga kesehatan itu bukan cuma soal penampilan luar, tapi juga apa yang terjadi di dalam tubuh. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Jangan tunggu gejala muncul. Jangan tunggu sampai kamu divonis sakit. Mulailah dari cek kesehatan, vaksinasi, dan ubah gaya hidup jadi lebih sehat. Dan kalau kamu udah punya informasi ini, jangan disimpan sendiri. Share ke temen, keluarga, atau siapa pun di sekitarmu. Semakin banyak yang tahu, semakin besar peluang buat tekan angka penyebaran hepatitis.
Toh, menjaga hati bukan cuma soal perasaan, tapi juga tentang menjaga hidup kita tetap sehat dan panjang umur. Yuk, peduli mulai dari sekarang.