AmanImanImun.com – Kabar duka datang dari dunia medis, di mana seorang dokter muda berbakat, dr. Azhmi Fadhlih, dikabarkan meninggal dunia akibat aneurisma otak. Aneurisma otak adalah kondisi serius yang sering kali datang tanpa gejala dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu aneurisma otak, penyebabnya, gejalanya, serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Apa Itu Aneurisma Otak?
Aneurisma otak adalah kondisi ketika pembuluh darah di otak mengalami pelebaran abnormal atau menggelembung. Kondisi ini terjadi karena dinding pembuluh darah yang melemah, sehingga tidak mampu menahan tekanan darah yang mengalir. Jika aneurisma pecah, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan otak yang berakibat fatal.
Aneurisma sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga akhirnya pecah. Oleh sebab itu, penyakit ini kerap disebut sebagai silent killer. Meski bisa dialami siapa saja, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena aneurisma otak.
Penyebab dan Faktor Risiko Aneurisma
Beberapa penyebab dan faktor yang meningkatkan risiko aneurisma otak antara lain:
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap aneurisma.
- Faktor Genetik Riwayat keluarga dengan aneurisma dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi serupa.
- Merokok Kebiasaan merokok dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat pelemahan dinding arteri.
- Usia dan Jenis Kelamin Aneurisma lebih sering ditemukan pada individu berusia di atas 40 tahun dan cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Cedera Kepala Trauma atau cedera kepala serius juga bisa menyebabkan pembentukan aneurisma.
Gejala Aneurisma Otak
Seperti disebutkan sebelumnya, aneurisma sering tidak menunjukkan gejala hingga pecah. Namun, pada beberapa kasus, gejala berikut mungkin muncul:
- Sakit kepala yang sangat parah dan mendadak
- Penglihatan kabur atau ganda
- Nyeri di sekitar mata
- Kehilangan keseimbangan
- Mual dan muntah
- Kelumpuhan wajah atau tubuh
Jika aneurisma pecah, gejalanya bisa lebih parah, seperti sakit kepala mendadak yang disebut sebagai “thunderclap headache”, kehilangan kesadaran, dan kejang.
Mengapa Aneurisma Berbahaya?
Ketika aneurisma pecah, darah akan bocor ke area sekitar otak (perdarahan subaraknoid). Kondisi ini mengakibatkan kerusakan sel otak secara cepat dan bisa berujung pada stroke hemoragik. Sayangnya, dalam banyak kasus, pasien tidak memiliki banyak waktu untuk mendapatkan penanganan medis darurat.
Langkah Pencegahan Aneurisma Otak
Meskipun tidak semua kasus aneurisma bisa dicegah, beberapa langkah berikut dapat mengurangi risikonya:
- Kontrol Tekanan Darah Rajin memeriksa tekanan darah dan mengontrolnya dengan pola makan sehat serta olahraga rutin.
- Hindari Rokok dan Alkohol Berlebihan Menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi alkohol membantu menjaga kesehatan pembuluh darah.
- Pola Hidup Sehat Mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan berolahraga teratur.
- Pemeriksaan Rutin Jika memiliki riwayat keluarga dengan aneurisma, konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan rutin seperti MRI atau CT scan otak.
Meninggalnya dr. Azhmi Fadhlih akibat aneurisma otak menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya mengenali penyakit ini sejak dini. Aneurisma otak adalah kondisi berbahaya yang sering muncul tanpa tanda-tanda jelas, namun bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan pemeriksaan medis rutin.
Jangan abaikan gejala sakit kepala mendadak atau tanda-tanda lain yang mencurigakan. Kesehatan otak adalah aset berharga yang perlu dijaga. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah dr. Azhmi Fadhlih untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan orang sekitar.
Baca Juga: Bisakah Angka Kecelakaan Lalu Lintas Ditekan? Ini Harapan Korlantas Polri