Beranda » Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Dituding Sebabkan Gangguan Saraf

Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Dituding Sebabkan Gangguan Saraf

by Geralda talitha
Blackmores dinilai beracun

AmanImanImun.com – Gelombang kekhawatiran tengah melanda industri suplemen kesehatan di Australia setelah ratusan warga mengajukan gugatan class action terhadap perusahaan ternama, Blackmores.

Gugatan ini mencuat setelah sejumlah konsumen melaporkan mengalami gangguan saraf serius yang diduga berasal dari kandungan vitamin B6 dalam beberapa produk Blackmores yang melebihi batas aman konsumsi harian.

Salah satu penggugat utama dalam kasus ini adalah Dominic Noonan-O’Keeffe, warga Australia yang mulai mengonsumsi dua produk Blackmores, yaitu Super Magnesium+ dan Ashwagandha+, sejak Mei 2023.

Niat awalnya sederhana: menjaga kondisi tubuh tetap prima menyambut kelahiran anak pertamanya. Namun, harapan itu berubah menjadi mimpi buruk ketika ia mulai mengalami sejumlah gejala kesehatan yang mengkhawatirkan.

Tanpa disadari, dua produk yang dikonsumsinya mengandung vitamin B6 dalam kadar yang mencapai 29 kali lipat dari rekomendasi asupan harian.

Pada Agustus 2023, Dominic mulai merasakan gejala seperti kelelahan berkepanjangan, nyeri kepala, kepekaan berlebihan terhadap cahaya dan suara, serta gangguan saraf seperti kejang otot, palpitasi, dan bahkan gangguan penglihatan. Dalam waktu singkat, kondisinya memburuk dan memengaruhi kemampuan konsentrasi, tidur, hingga berjalan.

Diagnosis medis menyebutkan bahwa Dominic mengalami neuropati, yakni kerusakan sistem saraf yang diduga kuat disebabkan oleh akumulasi vitamin B6 dari suplemen tersebut. Meskipun ia menghentikan konsumsi produk pada Februari 2024, gejala yang dialaminya tak kunjung reda.

Menanggapi situasi ini, firma hukum Polaris Lawyers kini mewakili Dominic dan konsumen lainnya dalam gugatan class action yang bertujuan menuntut tanggung jawab dari pihak Blackmores.

Mereka juga menginvestigasi potensi dampak jangka panjang dari konsumsi vitamin B6 dalam dosis tinggi yang dijual bebas di pasaran.

Menurut Polaris, banyak produk suplemen di Australia saat ini mengandung kadar B6 yang melebihi ambang batas aman, namun tetap dijual secara over-the-counter (tanpa resep).

Mereka menilai hal ini sebagai celah serius dalam regulasi yang perlu segera ditangani. Gugatan ini juga menyerukan agar produsen lebih transparan mengenai kandungan dan risiko produk mereka.

“Disetujui oleh regulator bukan berarti produsen bisa lepas tangan atas keamanan produknya,” tegas Polaris dalam pernyataan tertulis.

Menanggapi gugatan tersebut, pihak Blackmores akhirnya mengeluarkan klarifikasi resmi. Mereka menekankan bahwa semua produk mereka telah dikembangkan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Therapeutic Goods Administration (TGA), badan pengawas obat dan suplemen di Australia.

Perusahaan juga menyatakan bahwa mereka secara rutin mengevaluasi kembali formula produknya dan mematuhi semua ketentuan hukum, termasuk mencantumkan peringatan penggunaan pada label.

Selain itu, Blackmores menyatakan kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan keputusan akhir dari TGA, termasuk apabila produk-produk tertentu harus dikategorikan sebagai obat yang hanya bisa dibeli melalui apoteker.

Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya membaca label suplemen secara cermat dan memahami risiko dari konsumsi vitamin dalam dosis tinggi.

Di tengah tren gaya hidup sehat dan konsumsi suplemen yang semakin populer, transparansi dan regulasi yang ketat menjadi hal yang tidak bisa ditawar.

related posts

Leave a Comment