Beranda » Diidap Shannen Doherty Sebelum Meninggal, Kenali Apa Itu Penyakit Metastasis Otak

Diidap Shannen Doherty Sebelum Meninggal, Kenali Apa Itu Penyakit Metastasis Otak

by Geralda talitha
Shannen Doherty

AmanImanImun.com – Aktris Hollywood Shannen Doherty (53) meninggal dunia pada Sabtu (13/7/2024) setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker payudara. Ia terkenal setelah membintangi serial televisi Beverly Hills 90210 di era 1990-an.

“Dengan berat hati saya mengonfirmasi meninggalnya aktris Shannen Doherty. Pada hari Sabtu, 13 Juli. Dia kalah dalam perjuangannya melawan kanker setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit tersebut,” ujar juru bicara Doherty, Leslie Sloane dikutip dari People, Senin (15/7/2024).

Doherty pertama kali didiagnosis menderita kanker payudara pada tahun 2015 dan sempat mengumumkan remisi dua tahun kemudian. Namun, pada tahun 2020, ia mengumumkan kembali mengidap kanker payudara stadium empat. Kanker tersebut sudah menyebar ke tulang dan otaknya. Untuk mengatasi masalah kesehatannya, Doherty menjalani berbagai perawatan kanker yang berbeda, termasuk operasi otak dan beberapa port yang ditanamkan di dadanya untuk memberikan obat kemoterapi.

Semua jenis kanker, termasuk payudara, dapat mengalami metastasis. Metastasis otak terjadi ketika kanker yang dimulai dari satu area, seperti payudara, menyebar ke otak. Otak menjadi tempat yang umum terjadinya metastasis payudara.

Lantas, apa itu yang dimaksud Metastasis otak? Untuk mengetahui lebih dalam, berikut penjelasan detailnya yang dapat disimak:

Penyakit Metastasis

Metastasis otak adalah kondisi serius di mana sel-sel kanker menyebar dari bagian tubuh lain ke otak. Ini merupakan komplikasi umum pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, payudara, kulit (melanoma), dan ginjal. Mengetahui lebih dalam tentang penyakit ini dapat membantu pasien dan keluarga menghadapi tantangan medis yang kompleks ini.

Apa Itu Metastasis Otak?

Metastasis otak terjadi ketika sel-sel kanker yang berasal dari tumor primer di organ lain bermigrasi ke otak melalui aliran darah atau sistem limfatik. Kondisi ini berbeda dengan kanker otak primer, yang dimulai dan berkembang langsung di otak.

Gejala Metastasis Otak

Gejala metastasis otak bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Beberapa gejala umum meliputi:

1. Sakit Kepala: Sakit kepala yang terus-menerus dan semakin parah

2. Kejang: Kejang yang tidak pernah dialami sebelumnya.

3. Perubahan Mental: Kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, atau perubahan perilaku.

4. Masalah Neurologis: Kelemahan atau mati rasa pada anggota tubuh, masalah keseimbangan, atau kesulitan berbicara.

    Penyebab dan Faktor Risiko

    Metastasis otak terjadi ketika sel-sel kanker dari tumor primer menyebar ke otak. Kanker yang paling sering menyebabkan metastasis otak meliputi:

    – Kanker paru-paru

    – Kanker Payudara

    – Melanoma

    – Kanker ginjal

    – Kanker kolorektal

    Faktor risiko untuk metastasis otak termasuk memiliki jenis kanker yang agresif atau stadium lanjut dan sejarah keluarga dengan kanker.

    Diagnosa Metastasis Otak

    Diagnosis dilakukan melalui berbagai tes medis, termasuk:

    MRI (Magnetic Resonance Imaging): Memungkinkan visualisasi detail struktur otak.

    CT Scan (Computed Tomography): Mengidentifikasi tumor dengan cepat.

    Biopsi: Mengambil sampel jaringan untuk analisis lebih lanjut.

    Pengobatan Metastasis Otak

    Pengobatan bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah dan lokasi tumor, serta kesehatan umum pasien. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

    Radiosurgery: Teknik bedah non-invasif yang menggunakan radiasi untuk menghancurkan tumor.

    Terapi Radiasi: Menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker.

    Kemoterapi: Obat yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya.

    Operasi: Pengangkatan tumor melalui pembedahan konvensional.

      Dukungan dan Perawatan Lanjutan

      Pasien dengan metastasis otak memerlukan dukungan yang komprehensif, termasuk perawatan paliatif untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Tim medis, yang terdiri dari onkologis, ahli saraf, dan profesional perawatan kesehatan lainnya, bekerja sama untuk merancang rencana perawatan yang optimal.

      Baca Juga: Jokowi Kritisi Ranking Kesehatan Indonesia yang Masih Tertinggal di Peringkat Dunia

      related posts

      Leave a Comment