AmanImanImun.com – Baru-baru ini, jaringan Thai-PAN atau Jaringan Peringatan Pestisida Thailand mengeluarkan peringatan tentang ancaman residu kimia berbahaya pada buah anggur jenis Shine Muscat yang tengah populer.
Mereka menemukan adanya kandungan pestisida dalam jumlah besar di sebagian besar sampel yang diuji, yang tentunya membahayakan kesehatan konsumen. Hal ini langsung membuat masyarakat waspada, terutama para pecinta anggur.
Dewan Konsumen Thailand (TCC) meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat agar segera mengambil tindakan tegas terhadap para importir anggur Shine Muscat ini.
Mengutip hasil uji laboratorium, ditemukan bahwa sejumlah sampel anggur Shine Muscat mengandung bahan kimia yang sebenarnya dilarang di Thailand.
Dari 24 sampel yang diambil dari berbagai tempat—termasuk toko daring, toko buah, pasar segar, dan supermarket—sembilan sampel di antaranya teridentifikasi berasal dari China, sementara 15 sampel lainnya tidak diketahui asalnya.
Yang mengejutkan, salah satu sampel terbukti mengandung klorpirifos, insektisida berbahaya yang sudah lama dilarang penggunaannya di Thailand.
Sebanyak 22 sampel lainnya juga ditemukan mengandung residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman, yakni lebih dari 0,01 mg/kg.
Ada sekitar 50 jenis residu pestisida dalam sampel ini, dan 22 di antaranya belum sah dinyatakan di bawah hukum Thailand, termasuk bahan kimia berbahaya seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.
Dari hasil investigasi ini, Thai-PAN dan TCC mendesak Kementerian Kesehatan Thailand untuk cepat bertindak, dengan menuntut importir mencantumkan negara asal pada anggur Shine Muscat yang diimpor.
Peringatan ini pun direspon Kementerian Kesehatan Malaysia, yang segera melakukan pengujian terhadap anggur Shine Muscat yang masuk ke Malaysia. Dari 234 sampel yang dianalisis, meski ada empat sampel tidak memenuhi standar batas residu maksimum (MRL), tetapi tidak melibatkan anggur Shine Muscat.
Sebagai tindakan lanjut, pihak Malaysia akan memantau setiap pengiriman anggur muscat dengan mekanisme uji ketat. Prosedurnya mencakup penahanan dan pengecekan setiap kiriman anggur sebelum akhirnya dilepas ke pasar, memastikan setiap produk yang lolos analisis sudah memenuhi standar keamanan MRL.
Baca Juga: Strategi 3 Cagub DKI Jakarta 2024 soal ASI Eksklusif hingga Masalah Gizi