Beranda » Covid-19 Singapura Melonjak hingga 250.000 Kasus, Rawat Inap RS sampai Penuh!

Covid-19 Singapura Melonjak hingga 250.000 Kasus, Rawat Inap RS sampai Penuh!

by Geralda talitha
Kasus Covid-19 di Singapura menanjak naik

AmanImanImun.com – Singapura sedang menghadapi lonjakan signifikan dalam kasus Covid-19 selama beberapa minggu terakhir.

Data dari Kementerian Kesehatan (MOH) menunjukkan bahwa kasus Covid-19 melonjak dua kali lipat menjadi 25.900 pada periode 5-11 Mei.

Melansir dari Strait Times, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 juga meningkat, dengan 280 orang dirawat pada akhir pekan tersebut, naik dari 250 kasus pada periode sebelumnya.

Peningkatan ini membuat pemerintah Singapura menyerukan kembali pentingnya vaksinasi tambahan dan penggunaan masker, terutama bagi kelompok rentan.

Lonjakan kasus ini dipicu oleh sub-varian KP.1 dan KP.2 dari kelompok varian Covid-19 FLiRT, yang saat ini mencakup lebih dari dua pertiga kasus di Singapura.

Meskipun demikian, MOH menegaskan bahwa tidak ada indikasi bahwa kedua sub-varian ini lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lainnya.

Namun, meski jumlah penerima vaksin Covid-19 yang diperbarui meningkat lebih dari 3,5 kali lipat pada periode 13-16 Mei 2024, banyak masyarakat rentan di Singapura yang belum mendapatkan vaksinasi terbaru.

“Dengan setiap gelombang baru, ada risiko lebih tinggi bagi mereka untuk jatuh sakit parah jika terinfeksi,” tambah juru bicara MOH.

Profesor Paul Tambyah dari Infectious Diseases Society of America menjelaskan bahwa penyakit yang disebabkan oleh KP.2 dan KP.1 tidak seberat varian JN.1 sebelumnya.

Namun, kedua sub-varian ini mungkin lebih mudah menular. “Perilaku mereka mengikuti pola evolusi virus, yang cenderung menjadi lebih mudah menular dan kurang ganas,” bebernya menjelaskan.

Seperti halnya varian sebelumnya, termasuk Omicron, gejala Covid-19 dari KP.1 dan KP.2 mungkin memerlukan waktu lima hari atau lebih untuk muncul setelah paparan.

Gejala yang umum meliputi demam, sakit tenggorokan, pilek, dan kelelahan. Saat ini, lebih sedikit orang yang kehilangan indera perasa dan penciuman dibandingkan pada awal pandemi, meskipun beberapa masih mengalaminya.

Selain itu, gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah juga dapat terjadi, yang kadang disalahartikan sebagai gejala norovirus.

Meski lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Singapura, namun Anda kini juga perlu meningkatkan waspada dengan menjaga kesehatan serta pakailah masker saat berpergian agar terhindar dari penularan Covid-19.

Baca Juga: Kenali Apa Itu COVID-19 Varian JN.1 yang Mulai Nge-Gas di Indonesia: Gejala hingga Cara Pencegahan

related posts

Leave a Comment