AmanImanImun.com – Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) belakangan ramai menjadi sorotan. Penyebabnya, usai selebgram Cut Intan Nabila membongkar rekaman CCTV tindak KDRT yang dilakukan sang suami kepada dirinya.
Dalam unggahan CCTV yang dibocorkannya, terlihat Cut Intan Nabila berkali-kali dianiaya oleh sang suami. Bahkan buah hati ke-3 mereka yang baru berusia beberapa minggu, juga terlihat sempat ditendang oleh sang ayah.
Dengan mencuatnya kasus kasus Cut Intan Nabila, ini menjadi alarm bagi kita agar tak menyepelekan tindak KDRT apapun yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Sebabnya, tindak KDRT bukan hanya berdampak bagi kondisi fisik saja. Namun kondisi mental pun juga bisa ikut kena getahnya akibat tindak KDRT.
Sebab KDRT dapat meninggalkan dampak jangka panjang yang merugikan bagi para korbannya. Untuk mengetahui bagaimana dampaknya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Dampak KDRT terhadap Kesehatan Fisik
Korban KDRT sering mengalami berbagai masalah kesehatan fisik. Luka fisik seperti memar, patah tulang, dan cedera lainnya adalah efek langsung dari kekerasan fisik. Namun, dampaknya tidak berhenti di situ. Korban juga dapat menderita masalah kesehatan kronis seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan masalah pencernaan akibat stres dan ketegangan yang berkepanjangan. Kekerasan fisik juga dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Dampak KDRT terhadap Kesehatan Mental
Dampak psikologis KDRT bisa sama, atau bahkan lebih, merusak dibandingkan dampak fisiknya. Korban sering mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Rasa takut yang terus-menerus dan kurangnya rasa aman dapat mempengaruhi kemampuan korban untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, korban mungkin merasa malu, bersalah, atau menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang mereka alami, yang semakin memperburuk kondisi mental mereka.
Dampak Sosial dan Ekonomi
KDRT juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Korban mungkin merasa terisolasi dari keluarga dan teman-teman, baik karena malu maupun karena pelaku telah memutus hubungan mereka dengan dunia luar. Secara ekonomi, korban KDRT sering menghadapi kesulitan karena kehilangan pekerjaan atau kemampuan untuk bekerja akibat cedera fisik atau mental. Hal ini dapat membuat korban semakin tergantung pada pelaku, yang memperburuk siklus kekerasan.
Langkah-langkah Pemulihan untuk Korban KDRT
Pemulihan dari KDRT adalah proses yang memerlukan waktu dan dukungan yang memadai. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu korban memulai perjalanan mereka menuju pemulihan:
1. Mencari Dukungan Profesional: Konsultasi dengan psikolog atau konselor dapat membantu korban memproses trauma yang mereka alami. Terapi individu atau kelompok dapat memberikan ruang yang aman untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional.
2. Menghubungi Lembaga Bantuan: Banyak organisasi dan lembaga sosial yang menyediakan bantuan dan sumber daya bagi korban KDRT. Mereka dapat memberikan perlindungan sementara, bantuan hukum, dan dukungan finansial yang diperlukan untuk memulai hidup baru.
3. Membangun Jaringan Dukungan: Menghubungi teman dan keluarga yang dapat dipercaya sangat penting untuk mendapatkan dukungan moral. Jaringan dukungan yang kuat dapat memberikan kekuatan dan keberanian bagi korban untuk bangkit kembali.
4. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Pendidikan: Edukasi tentang KDRT dan hak-hak korban dapat membantu individu memahami situasi mereka dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan.
Baca Juga: Wabah Mpox Semakin Meluas di Afrika, WHO Serukan Penanganan Darurat